Amerika Serikat – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali membuat pernyataan kontroversial terkait hubungan dagang dengan Iran. Dalam pidatonya, Trump menegaskan bahwa negara mana pun yang membeli minyak dari Iran tidak akan diperbolehkan melakukan bisnis dengan Amerika Serikat. Pernyataan ini dinilai sebagai upaya untuk memperketat sanksi ekonomi terhadap Tehran.
Trump menjelaskan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk menekan pemerintah Iran agar menghentikan program nuklir dan aktivitas militer yang dianggap mengancam stabilitas global. “Kami tidak akan mentolerir negara-negara yang mendukung rezim berbahaya dengan membeli minyak mereka,” ujar Trump. Langkah ini merupakan kelanjutan dari kebijakan kerasnya terhadap Iran selama masa kepresidenannya.
Reaksi dari berbagai negara pun bermunculan, terutama dari importir minyak Iran seperti China dan India. Kedua negara tersebut selama ini menjadi pembeli utama minyak mentah Iran dan kemungkinan besar akan terkena dampak kebijakan Trump. Pejabat China menyatakan akan mempertimbangkan langkah balasan jika kebijakan tersebut benar-benar diterapkan.
Analis politik menilai bahwa pernyataan Trump ini dapat memicu ketegangan baru dalam hubungan internasional, khususnya di kawasan Timur Tengah. Selain itu, kebijakan tersebut juga berpotensi memengaruhi harga minyak dunia jika pasokan dari Iran terganggu. Beberapa negara mungkin akan mencari alternatif pemasok minyak untuk menghindari konflik dengan AS.
Sementara itu, pemerintah Iran belum memberikan tanggapan resmi terkait ancaman Trump tersebut. Namun, sebelumnya Iran sering menyatakan bahwa sanksi ekonomi dari AS tidak akan menghentikan aktivitas perdagangan mereka. []
Source: Many News