Washington, D.C. – Presiden Amerika Serikat Donald Trump dikabarkan akan segera mengumumkan perubahan nama resmi Persian Gulf (Teluk Persia) menjadi Arabian Gulf (Teluk Arab) dalam kebijakan luar negeri AS. Langkah ini diprediksi akan memicu kontroversi, terutama dari Iran yang selama ini bersikukuh bahwa nama historis kawasan itu adalah Teluk Persia.
Sumber dalam lingkaran Trump menyatakan bahwa keputusan ini merupakan bagian dari upaya memperkuat hubungan AS dengan negara-negara Arab, khususnya sekutu seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Namun, kritikus menilai kebijakan ini dapat memperuncing ketegangan di Timur Tengah, mengingat Iran telah lama menentang penggunaan istilah “Teluk Arab.”
Pemerintah Iran belum memberikan tanggapan resmi, tetapi sebelumnya Tehran kerap mengecam upaya perubahan nama tersebut, menyebutnya sebagai “pemutarbalikan sejarah.” Kawasan ini telah dikenal sebagai Teluk Persia dalam peta dan dokumen internasional selama berabad-abad.
Jika diumumkan secara resmi, langkah Trump ini mungkin akan memicu reaksi keras tidak hanya dari Iran, tetapi juga dari komunitas global yang peduli terhadap stabilitas kawasan. Beberapa analis menyebut keputusan ini lebih bersifat politis ketimbang teknis, terutama menjelang Pemilu AS 2024.
