Riyadh, Arab Saudi – Presiden AS Donald Trump menyebut pertemuan pertamanya dengan Presiden Suriah Ahmad al-Sharaa sebagai “pertemuan yang hebat”, sambil memuji potensi pemimpin Suriah tersebut dalam pernyataannya di atas Air Force One, Rabu (tanggal).
“Dia pria muda yang menarik. Tangguh. Memiliki masa lalu yang kuat. Sangat kuat. Seorang pejuang,” kata Trump kepada wartawan. “Dia punya peluang nyata untuk mempersatukan negara.”
Pertemuan yang digelar di ibu kota Arab Saudi, Riyadh, ini juga dihadiri oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman, serta Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang bergabung melalui telepon.
“Saya berbicara dengan Presiden Erdogan, yang sangat bersahabat dengannya. Erdogan juga merasa dia punya peluang untuk bekerja dengan baik. Ini negara yang porak-poranda,” ujar Trump.
Trump menambahkan bahwa ia mendorong Suriah untuk bergabung dalam Perjanjian Abraham setelah menyelesaikan tantangan internalnya. “Saya bilang padanya: ‘Saya harap Anda akan bergabung ketika semuanya sudah beres.'”
Perjanjian Abraham adalah pakta kontroversial yang ditandatangani selama masa jabatan pertama Trump untuk menormalisasi hubungan diplomatik antara Israel dan sejumlah negara Arab di kawasan itu.
Dalam pengumuman terpisah, Trump juga menyatakan bahwa AS akan mencabut sanksi terhadap Suriah, menandai perubahan kebijakan yang bertujuan memberi “kesempatan baru” bagi negara yang dilanda perang tersebut.
