Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Jumat (17/5) menyerukan kepada para pemimpin Eropa untuk menunjukkan koherensi dan kekuatan moral dalam menangani konflik global, dengan menuntut dukungan yang setara untuk Gaza sebagaimana yang diberikan kepada Ukraina.
Dalam pidatonya di pembukaan KTT Komunitas Politik Eropa ke-6 di Albania, Macron mengatakan, “Sebagian besar umat manusia memperhatikan kita, dan mereka tidak mengerti: mengapa kita bersikap tegas terhadap Ukraina, tetapi diam soal Gaza?”
Macron: “Ini Adalah Tragedi Kemanusiaan yang Tak Bisa Diterima”
Mengutuk keras kondisi di Gaza, Macron menyebut situasi kemanusiaan di wilayah tersebut sebagai “tidak dapat diterima” dan menyerukan gencatan senjata segera serta respons kemanusiaan yang terkoordinasi.
Presiden Prancis itu mengaku “terguncang” oleh krisis kemanusiaan yang terus memburuk. “Tidak ada air, tidak ada obat-obatan, yang terluka tidak bisa dievakuasi. Ini mengerikan,” katanya dalam wawancara dengan TF1. Ia juga mengecam keras kebijakan Israel di Jalur Gaza, menyebut tindakan mereka sebagai “memalukan” dan “tidak bisa diterima”.
Koherensi Diplomasi: Tidak Boleh Ada Standar Ganda
“Saya tidak sedang membandingkan konflik,” tegas Macron. “Tapi saya ingin kita bangun bersama dan sadar bahwa dunia melihat kita tidak konsisten. Ketika kita membela kedaulatan Ukraina, tapi membiarkan pembantaian di Gaza, dunia tidak paham arah moral kita.”
Ia menyatakan bahwa pendekatan Uni Eropa harus lebih konsisten dalam membela hukum internasional dan hak asasi manusia, baik di Eropa Timur maupun di Timur Tengah.
Macron Kecam Israel dan Desak Tinjau Ulang Kerja Sama UE-Israel
Macron juga mengungkapkan bahwa bantuan kemanusiaan dari Prancis dan negara lain diblokir di perbatasan Mesir oleh Israel. Ia menyarankan agar perjanjian kerja sama antara Uni Eropa dan Israel ditinjau kembali jika blokade dan pelanggaran hak asasi manusia terus berlangsung.
“Saya marah. Tapi Israel tidak bergantung pada kita—mereka bergantung pada senjata Amerika,” kata Macron, mengisyaratkan bahwa tekanan besar harus datang dari sekutu utama Israel.
Serangan Masif di Gaza Terus Berlangsung
Sementara itu, militer Israel mengumumkan peluncuran besar-besaran dalam operasi militer “Cara Gideon”, yang mencakup perebutan wilayah strategis di Gaza. Lebih dari 115 warga Palestina tewas dalam serangan udara terbaru hanya dalam satu hari, sementara ribuan lainnya mengungsi dari Gaza utara.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, lebih dari 2.900 warga sipil tewas sejak pelanggaran gencatan senjata oleh Israel pada 18 Maret, termasuk ribuan perempuan dan anak-anak.
Krisis Pangan: Gaza di Ambang Kelaparan Massal
Laporan terbaru dari Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC) memperingatkan bahwa 25% populasi Gaza akan menghadapi kelaparan ekstrem (IPC Fase 5) dalam beberapa bulan mendatang akibat blokade Israel terhadap pasokan bantuan.