INTERNASIONAL

Trump Raup Triliunan di Teluk, Perdamaian Ditinggalkan

Mantan Presiden AS Donald Trump menyelesaikan kunjungan empat harinya ke kawasan Teluk, mencakup Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar. Fokus utama lawatan ini adalah militerisasi kawasan, kesepakatan bisnis raksasa, serta penekanan terhadap Iran dan para lawannya. Namun bagi rakyat Palestina dan Suriah, kunjungan ini hanya meninggalkan headline—tanpa solusi konkret.

Pamer Senjata: Sinyal untuk Iran dan Eropa
Di Pangkalan Udara Al Udeid, Qatar, Trump memamerkan senjata tercanggih AS, termasuk drone berbasis AI, bom presisi, dan teknologi pengawasan mutakhir. Menurut analis politik Mohammad Alqeeq, pertunjukan ini bukan hanya pesan untuk Iran, tetapi juga untuk NATO dan Uni Eropa.

“Ini adalah tekanan tidak langsung kepada negara-negara NATO untuk menambah kontribusi militer mereka,” jelas Alqeeq.

Kesepakatan Triliunan Dolar: Bisnis di Atas Stabilitas
Arab Saudi: Menandatangani kesepakatan senjata senilai $142 miliar.

Qatar: Kesepakatan bisnis dengan Qatar Airways senilai $96 miliar.

UAE: Janji investasi lebih dari $1,4 triliun di sektor teknologi, AI, dan energi AS.

Trump menggambarkan semua ini sebagai “kemenangan bagi ekonomi dan pekerja Amerika.” Namun, para kritikus memperingatkan bahwa banjir senjata ke kawasan hanya akan memperdalam konflik dan ketidaksetaraan sosial.

Suriah: “Hadiah” yang Sarat Intrik
Salah satu momen paling mengejutkan datang saat Trump bertemu Presiden Suriah Ahmed Al-Sharaa dan sepakat untuk menghapus sanksi ekonomi AS terhadap Suriah. Media Barat menyebutnya “pemberian,” tetapi Alqeeq menegaskan bahwa:

“Penghapusan sanksi bukanlah hadiah, melainkan kewajiban hukum dan moral.”

Ia memperingatkan bahwa langkah ini bisa menjadi bagian dari rencana jangka panjang Israel untuk membelah Suriah secara internal, melalui destabilisasi terarah.

Gaza: Blokade Tetap, Genosida Berlanjut
Soal Gaza, tidak ada kemajuan. Meski ada laporan tentang inisiatif damai dari Hamas melalui mediator regional, Trump menegaskan bahwa tidak akan ada gencatan senjata tanpa persetujuan Israel.

“Tidak ada ketegangan dengan Israel, maka tidak akan ada kesepakatan tanpa lampu hijau dari mereka,” kata Alqeeq.

Sumber juga menyebut bahwa utusan Trump, Steve Witkoff, sempat membuat kesepakatan diam-diam dengan Hamas: pembebasan seorang tentara AS dengan imbalan pelonggaran blokade. Namun AS diduga tidak memenuhi janjinya.

 

 

Meja Redaksi Seanteronews

Leave A Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Load More Posts Loading...No more posts.