Hamas menolak proposal gencatan senjata yang diusulkan oleh utusan khusus AS, Steve Witkoff. Kelompok tersebut menilai bahwa rencana tersebut mengubah syarat-syarat yang sebelumnya telah disepakati dan tidak memenuhi tuntutan utama mereka.
Meskipun Israel telah menerima proposal tersebut, Hamas menyatakan bahwa rencana ini tidak mencakup komitmen terhadap gencatan senjata permanen, penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, serta mekanisme yang jelas untuk distribusi bantuan kemanusiaan.
Dalam isi proposal, disebutkan adanya masa jeda konflik selama 60 hari, pembebasan 10 sandera hidup dan 18 jenazah warga Israel, serta dimulainya kembali pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza. Namun, Hamas mengkritik kurangnya jaminan gencatan senjata permanen dan sistem distribusi bantuan yang tegas dan transparan.
Situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk, dengan lebih dari 54.000 warga Palestina dilaporkan tewas sejak eskalasi konflik. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa sekitar 2 juta penduduk Gaza berada di ambang kelaparan.
Tekanan internasional terhadap kedua pihak terus meningkat untuk segera mencapai kesepakatan damai yang langgeng dan merespons krisis kemanusiaan yang mendesak di wilayah tersebut.