Ankara – Pemerintah Turki mengusulkan diri sebagai tuan rumah pertemuan bersejarah antara mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Usulan ini disampaikan oleh pejabat tinggi Turki sebagai upaya untuk menengahi konflik Rusia-Ukraina yang masih berlangsung dan membuka jalur diplomasi baru yang lebih inklusif.
Menurut pernyataan resmi, Presiden Recep Tayyip Erdoğan menyampaikan kesiapan Turki untuk memfasilitasi dialog langsung antara ketiga tokoh tersebut. Ankara berharap pertemuan ini dapat menjadi titik awal bagi terciptanya gencatan senjata yang berkelanjutan dan solusi damai. Turki menekankan peran netral dan strategisnya sebagai jembatan antara Barat dan Timur.
Keterlibatan Donald Trump dalam pertemuan ini disebut sebagai upaya memanfaatkan pengaruh politiknya, terutama menjelang pemilu presiden AS 2024. Trump sendiri telah beberapa kali menyatakan bahwa ia bisa menghentikan perang di Ukraina “dalam waktu 24 jam” jika kembali menjabat. Hal ini membuat sebagian pihak memandang kehadirannya berpotensi membawa dinamika baru dalam proses perdamaian.
Presiden Putin dan Zelensky belum secara resmi menanggapi usulan tersebut, namun sumber diplomatik menyebut bahwa kedua pihak sedang mempertimbangkan tawaran Turki dengan hati-hati. Turki sebelumnya juga pernah menjadi tuan rumah beberapa perundingan antara Rusia dan Ukraina pada awal konflik, menunjukkan peran aktifnya dalam upaya perdamaian.
Dengan meningkatnya ketegangan global dan semakin besarnya dampak ekonomi serta kemanusiaan akibat perang, komunitas internasional menantikan langkah konkret dari upaya diplomasi ini. Jika berhasil, pertemuan di Ankara bisa menjadi titik balik penting dalam meredakan salah satu konflik paling berbahaya di abad ke-21.