Washington – Pemerintah Amerika Serikat melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri, Tammy Bruce, mengecam keras aksi kekerasan dan hasutan yang menarget komunitas Druze di Suriah. Dalam pernyataan resminya, Bruce menyatakan bahwa tindakan tersebut “sangat disayangkan dan tidak dapat diterima”. Ia menegaskan bahwa otoritas transisi harus segera menghentikan pertempuran, menindak pelaku kekerasan, serta menjamin keamanan seluruh warga Suriah.
Kecaman AS ini disampaikan menyusul pernyataan Sheikh Hikmat al-Hijri, salah satu pemimpin spiritual utama Druze Suriah, yang menyebut serangan di daerah Jaramana dan Sahnaia dekat Damaskus sebagai “upaya pembantaian tidak berdasar” terhadap warga tak bersalah. Insiden yang terjadi sejak Senin malam tersebut dikhawatirkan memiliki motif sektarian.
Menurut laporan Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), bentrokan selama dua hari terakhir telah menewaskan lebih dari 100 orang, termasuk milisi Druze, pasukan keamanan pemerintah, serta warga sipil. Konflik ini memperburuk ketegangan sektarian di tengah krisis politik yang masih berlangsung di Suriah.
Pemerintah AS mendesak semua pihak untuk menahan diri dan menyelesaikan perselisihan melalui dialog. Seruan ini sekaligus mengingatkan risiko eskalasi kekerasan yang dapat memperparah penderitaan warga sipil di tengah situasi Suriah yang sudah rapuh pasca-perang.